CERUTU MURAH

Rabu, 30 Januari 2019

MATA YANG TIDAK MENUA



Kalau otak di dalamnya ada kimia yang memproduksi cinta dan cinta itu menghasilkan desire lalu desire itu menghasilkan orgasm, kita bisa belajar dari mantis (belalang) dimana saat belalang itu bersetubuh, si perempuan itu menikmati penetrasi dari belalang jantan sedemikian rupa sembari dia (belalang betina) menggerogoti otak si belalang jantan, dimana si belalang betina itu bertujuan agar si belalang jantan itu semakin lama semakin menggila atau dapat dikatakan belalang betina ingin si belalang jantan menjadi pejantan yang perkasa.

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa jika ganglion pada otak belalang itu dicopot maka si belalang itu akan semakin agresif dalam berpenetrasi atau dengan kata lain semakin menggila dalam berpenetrasi dan itulah yang dilakukan oleh belalang betina kepada belalang jantan saat melakukan hubungan intim yakni memakan dengan cara menggerogoti secara perlahan kepala si belalang jantan dimana pada bagian kepala yang dimakan tersebut terdapat ganglion pada otak. jadi kita bisa bayangkan memang ada soal kimia pada kejadian tersebut, bahwa desire sebetulnya adalah hanya urusan mengatur kadar hormon.


Saya curiga para pemerkosa di indonesia itu sebenarnya kehilangan ganglion, sehingga setiap ada kesempatan menjadi predator dia manfaatkan. disini saya hanya menerangkan bahwa alam memberi kita peralatan untuk reproduksi sekaligus pengendalian demografi. jika misalnya si belalang jantan tadi itu kurang dalam hal penetrasi, mungkin si belalang betina hanya memakan sedikit saja ganglionnya supaya dapat tumbuh lagi dan si belalang jantan punya kesempatan kedua untuk having sex dengan betinanya. tapi di dalam teori saya tepatnya dalam imajinasi saya saat mendapati fenomena senggama pada mantis itu tadi justru saya berasumsi si betina melakukan hal tersebut pada si jantan itu karena tidak saling melihat mata (ada kontak mata).

Tapi bayangkan jika manusia untuk bercinta dia harus punya sensasi kimia lewat tatapan mata dan memang mata manusia itu yang paling bersih dan tidak mengalami penuaan dengan kata lain hanya mata yang tidak menua. mata, dari anda bayi sampai usia 80 atau sebelem meninggal jernihnya tetap sama, keindahannya tetap sama (kecuali mata yang berpenyakit) dan cinta pada akhirnya diterangkan sebagai tatapan mata dengan istilah cinta pada pandangan pertama. jadi misteri mata ini betul - betul menghubungkan seluruh teori feminism, ecophilosophy, oftalmologis di dalam satu bentuk yang di cinta. karena sesungguhnya mata itu abadi karena tidak ada mata yang keriput, tidak ada mata yang berubah warna (kecuali berpenyakit), kalau orang sehat ya matanya itu indah terus.

Pasangan yang gagal bercinta sebenarnya disebabkan oleh karena mereka tidak lagi bertatapan mata. kita bayangkan misalnya di dalam percintaan tadi sebetulnya seumpama dua pasangan tua, tua tapi tidak uzur karena cintanya ada. orang itu menjadi uzur karena kehilangan cinta, menjadi tua tapi tidak uzur artinya menjadi tua didalam kolam cinta. secara implisit dua pasangan yang saling bertatapan mata itu seperti mengirim signal atau pesan seakan berkata "oke, bunuh saya dan anda juga akan mati. maka kita akan menikmati keabadian itu melebihi nafas dan tatapan mata".





NB : Postingan ini saya buat dengan mengutip apa yang disampaikan oleh Prof. Rocky Gerung di berbagai kesempatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKALAPAK WARUNG PERMATA