Ketika kita kekurangan pure oksigen biasanya yang terjadi pada diri kita adalah minimal mainset kita cenderung ke arah yang negatif. kita jadi susah sekali jika hendak berfikir kritis, seakan pandangan kita itu hanyalah kejenuhan dan sumpek saja. apalagi ditambah dengan pekerjaan yang tidak sesuai dengan karakter kita, belum lagi teman sejawat yang mayoritas mempunya pola pikir jauh dari standart akal sehat.
Fenomena seperti ini adalah sebuah realitas yang mudah sekali kita temukan sehari - hari atau bahkan menjadi sebuah paradigma lumrah bagi mayoritas masyarakat kita. pada dasarnya bisa dikatakan hampir tidak mungkin untuk menggiring pemikiran lawan bicara kita yang awam menuju ke arah yang kita inginkan yakni dapat berkomunikasi dengan baik dan berkualitas jika mereka sudah terlalu lama hidup dengan kebiasaan malas untuk berfikir. sebagaimana kita yang merasa nyaman dengan obrolan bernuansa intelektual dan mengedukasi, merekapun merasakan hal yang sama dengan kita yakni merasa nyaman dengan kebiasaan hidup sebaliknya
Budaya malas berfikir seperti ini biasanya terbentuk dari pengaruh lingkungan dan dogma yang secara turun - temurun di wariskan oleh para pendahulunya. seperti contoh dogma yang sering kita dengar yakni "jika tidak kerja maka tidak makan", kalimat ini katakanlah benar adanya tapi sebernarnya salah dalam memaknai sehingga kita cenderung hanya mengandalkan otot daripada otak dalam penerapannya sehingga otot kita yang selalu terasah dan otak di biarkan berkarat. Padahal seperti yang sama - sama kita ketahui betapa murahnya harga keringat para pekerja yang hanya mengandalkan otot.
Seyognyanya kita harus menjadikan otot itu sebagai penunjang kinerja otak agar kita mendapatkan hasil yang masksimal dan paradigma yang lebih matang. intinya adalah sebuah kejujuran, kita harus jujur dalam bersikap dan berargumen. hal tersebut bersifat fundamental, karena jika tanpa sebuah kejujuran kita akan banyak mengonsumsi kapabilitas palsu yang sedikit demi sedikit akan membuat kita menjadi pribadi busuk yang hanya akan menambah daftar pecundang di negeri ini.
jujurlah dalam bersikap dan berperilaku, jujurlah dalam berfikir dan jujurlah dalam berargumen. janganlah bertujuan kecuali mencari kebenaran sejati.
Budaya malas berfikir seperti ini biasanya terbentuk dari pengaruh lingkungan dan dogma yang secara turun - temurun di wariskan oleh para pendahulunya. seperti contoh dogma yang sering kita dengar yakni "jika tidak kerja maka tidak makan", kalimat ini katakanlah benar adanya tapi sebernarnya salah dalam memaknai sehingga kita cenderung hanya mengandalkan otot daripada otak dalam penerapannya sehingga otot kita yang selalu terasah dan otak di biarkan berkarat. Padahal seperti yang sama - sama kita ketahui betapa murahnya harga keringat para pekerja yang hanya mengandalkan otot.
Seyognyanya kita harus menjadikan otot itu sebagai penunjang kinerja otak agar kita mendapatkan hasil yang masksimal dan paradigma yang lebih matang. intinya adalah sebuah kejujuran, kita harus jujur dalam bersikap dan berargumen. hal tersebut bersifat fundamental, karena jika tanpa sebuah kejujuran kita akan banyak mengonsumsi kapabilitas palsu yang sedikit demi sedikit akan membuat kita menjadi pribadi busuk yang hanya akan menambah daftar pecundang di negeri ini.
jujurlah dalam bersikap dan berperilaku, jujurlah dalam berfikir dan jujurlah dalam berargumen. janganlah bertujuan kecuali mencari kebenaran sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar